Mengapa teori harus berasumsi

 Teori dan Asumsinya Pada dasarnya, asumsi teori adalah serangkaian kondisi, prinsip, atau keyakinan yang diterima sebagai kebenaran tanpa perlu dibuktikan dalam konteks teori tersebut. Asumsi berfungsi sebagai fondasi atau titik awal yang memungkinkan seorang ilmuwan atau pemikir untuk membangun argumen, model, atau penjelasan yang lebih kompleks. Tidak ada teori yang bisa mencakup seluruh kompleksitas dunia nyata, oleh karena itu asumsi diperlukan untuk menyederhanakannya. Mengapa Teori Membutuhkan Asumsi? Asumsi memiliki beberapa fungsi krusial dalam pembentukan dan penerapan teori: Menyederhanakan Realitas: Dunia nyata sangat kompleks. Asumsi membantu menyederhanakan kondisi yang ada sehingga fenomena dapat dipelajari secara lebih terfokus. Contohnya, dalam fisika, kita sering mengasumsikan "permukaan licin sempurna" untuk mengabaikan faktor gesekan yang rumit. Menentukan Batasan (Skop) Teori: Asumsi secara efektif menetapkan dalam kondisi apa sebuah teori berlaku. J...

Paradigma menurut John Creswell

Penjelasan mengenai jenis paradigma penelitian seringkali dikaitkan dengan beberapa tokoh kunci yang telah memberikan kontribusi besar dalam membentuk pemahaman kita tentang metodologi ilmiah dan filsafat ilmu. Mari kita ulas beberapa di antaranya:.


3. John W. Creswell

Creswell, seorang metodologis penelitian terkemuka, terutama di bidang penelitian metode campuran (mixed methods), seringkali menguraikan paradigma (atau "worldviews" seperti yang kadang ia sebut) yang mendasari penelitian. Ia mengidentifikasi empat paradigma utama yang selaras dengan Guba dan Lincoln, namun dengan penekanan yang sedikit berbeda:

  • Post-Positivisme:

    • Mirip dengan penjelasan Guba dan Lincoln. Percaya pada realitas objektif yang dapat dipahami, tetapi mengakui keterbatasan manusia dalam memahami kebenaran absolut. Mendorong determinisme, reduksionisme, verifikasi teori, dan observasi empiris.
  • Konstruktivisme Sosial:

    • Mirip dengan interpretivisme/konstruktivisme. Fokus pada pemahaman yang dikonstruksi secara sosial dan subjektif dari individu. Peneliti mencari pemahaman mendalam tentang pengalaman partisipan dalam konteks alami.
  • Paradigma Transformatif (atau Teori Kritis/Advocacy/Participatory):

    • Mirip dengan Teori Kritis. Fokus pada isu-isu kekuasaan, keadilan sosial, ketidaksetaraan, dan transformasi. Penelitian dilakukan untuk memberdayakan kelompok yang terpinggirkan dan mendorong perubahan. Bersifat politis dan kolaboratif.
  • Pragmatisme:

    • Mirip dengan Guba dan Lincoln. Tidak terpaku pada satu pandangan tentang realitas (ontologi) atau cara mengetahui (epistemologi). Fokus pada masalah penelitian dan menggunakan pendekatan yang paling efektif untuk memecahkannya. Ini adalah dasar filosofis untuk penelitian metode campuran.

Comments

Popular posts from this blog

Tabel Konversi skor/nilai TOEFL IELTS TOEP AcEPT

Apa itu populasi, sampel, dan sampling?