ESENSI BOM , behavioral operation management
- Get link
- X
- Other Apps
Esensi Behavioral Operations Management: Memanusiakan Manajemen Operasi
Behavioral Operations Management (BOM) atau Manajemen Operasi Perilaku pada intinya adalah sebuah pendekatan yang memasukkan elemen fundamental yang seringkali terabaikan dalam model-model tradisional: manusia. Esensinya terletak pada pemahaman bahwa keputusan dan kinerja dalam sebuah sistem operasi tidak semata-mata ditentukan oleh proses, model matematis, dan teknologi yang optimal, melainkan juga sangat dipengaruhi oleh perilaku, emosi, dan bias kognitif dari individu yang menjalankannya.
Secara sederhana, BOM menjawab pertanyaan: "Mengapa rencana operasi yang di atas kertas tampak sempurna, seringkali gagal atau tidak mencapai hasil maksimal dalam praktiknya?" Jawabannya, menurut BOM, ada pada faktor "manusia".
Pendekatan ini merupakan jembatan yang menghubungkan ilmu manajemen operasi yang sangat kuantitatif dan analitis dengan ilmu-ilmu sosial seperti psikologi, sosiologi, dan ekonomi perilaku. Tujuannya adalah untuk memahami, memprediksi, dan pada akhirnya meningkatkan kinerja operasional dengan mempertimbangkan bagaimana manusia secara nyata berperilaku, bukan bagaimana mereka seharusnya berperilaku menurut model rasional.
Aspek-Aspek Kunci yang Menjadi Esensi BOM:
- Mengakui Keterbatasan Rasionalitas: Model manajemen operasi klasik seringkali mengasumsikan bahwa manajer dan pekerja adalah aktor rasional yang selalu membuat keputusan logis untuk memaksimalkan keuntungan atau efisiensi. BOM menentang asumsi ini dengan menunjukkan bahwa manusia memiliki keterbatasan kognitif, sering mengandalkan jalan pintas mental (heuristics), dan rentan terhadap berbagai bias (bias ketersediaan informasi, keengganan mengambil risiko, terlalu percaya diri, dll.).
- Fokus pada Pengambilan Keputusan Nyata: Alih-alih hanya berpegang pada model normatif (bagaimana keputusan seharusnya dibuat), BOM berfokus pada studi deskriptif (bagaimana keputusan sebenarnya dibuat). Contoh klasik adalah dalam Model Penjual Koran (Newsvendor Model). Secara matematis, ada formula optimal untuk menentukan berapa banyak koran yang harus dipesan setiap hari untuk memaksimalkan keuntungan. Namun, dalam eksperimen, ditemukan bahwa keputusan manusia secara konsisten menyimpang dari hasil optimal tersebut, seringkali cenderung ke arah permintaan rata-rata karena ketakutan akan kerugian (koran tidak terjual) atau kekecewaan (kehabisan stok).
- Pengaruh Faktor Sosial dan Emosional: Kinerja operasional tidak terjadi di ruang hampa. BOM mengakui bahwa motivasi, kelelahan, tingkat stres, keadilan yang dirasakan, dan dinamika tim memiliki dampak langsung pada produktivitas, kualitas, dan inovasi. Sebagai contoh, sistem insentif yang dirancang dengan buruk dapat secara tidak sengaja mendorong perilaku yang merugikan, seperti mengorbankan kualitas demi kuantitas.
- Desain Sistem yang Berpusat pada Manusia: Dengan memahami bias dan perilaku manusia, perusahaan dapat merancang sistem dan proses yang lebih tangguh dan efektif. Ini bisa berarti menyederhanakan antarmuka pengguna pada perangkat lunak perencanaan sumber daya perusahaan (ERP), merancang sistem bonus yang lebih adil dan memotivasi, atau membuat proses peramalan permintaan yang menggabungkan penilaian manusia dengan analisis data secara lebih cerdas.
Tujuan Utama dari Behavioral Operations Management:
- Menjelaskan Fenomena: Mengidentifikasi dan menjelaskan mengapa ada kesenjangan antara kinerja yang diprediksi oleh model teoretis dan kinerja aktual di lapangan.
- Memprediksi Perilaku: Mengembangkan model yang lebih akurat dengan memasukkan variabel-variabel perilaku untuk memprediksi bagaimana individu dan kelompok akan merespons kebijakan atau perubahan operasional tertentu.
- Meningkatkan Kinerja: Merancang intervensi dan mendesain ulang sistem operasi untuk mengurangi dampak negatif dari bias perilaku dan memanfaatkan aspek-aspek positif dari psikologi manusia guna mencapai hasil yang lebih baik.
Secara keseluruhan, esensi dari Behavioral Operations Management adalah pergeseran paradigma dari melihat operasi sebagai sistem mekanis murni menjadi sistem sosio-teknis yang kompleks, di mana interaksi antara manusia dan proses adalah kunci utama untuk mencapai keunggulan operasional. Ini adalah tentang "memanusiakan" angka dan model untuk menciptakan sistem yang tidak hanya efisien di atas kertas, tetapi juga efektif di dunia nyata.
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment