Mengapa teori harus berasumsi

 Teori dan Asumsinya Pada dasarnya, asumsi teori adalah serangkaian kondisi, prinsip, atau keyakinan yang diterima sebagai kebenaran tanpa perlu dibuktikan dalam konteks teori tersebut. Asumsi berfungsi sebagai fondasi atau titik awal yang memungkinkan seorang ilmuwan atau pemikir untuk membangun argumen, model, atau penjelasan yang lebih kompleks. Tidak ada teori yang bisa mencakup seluruh kompleksitas dunia nyata, oleh karena itu asumsi diperlukan untuk menyederhanakannya. Mengapa Teori Membutuhkan Asumsi? Asumsi memiliki beberapa fungsi krusial dalam pembentukan dan penerapan teori: Menyederhanakan Realitas: Dunia nyata sangat kompleks. Asumsi membantu menyederhanakan kondisi yang ada sehingga fenomena dapat dipelajari secara lebih terfokus. Contohnya, dalam fisika, kita sering mengasumsikan "permukaan licin sempurna" untuk mengabaikan faktor gesekan yang rumit. Menentukan Batasan (Skop) Teori: Asumsi secara efektif menetapkan dalam kondisi apa sebuah teori berlaku. J...

Jenis memori manusia dan penjelasannya

 

Berdasarkan Durasi Penyimpanan

1. Memori Sensorik (Sensory Memory)

Memori sensorik adalah tahap paling awal dari memori. Fungsinya adalah untuk menyimpan informasi sensorik dari lingkungan untuk waktu yang sangat singkat, biasanya hanya beberapa detik atau kurang. Ini memungkinkan kita untuk menangkap "snapshot" dari dunia di sekitar kita. Ada dua jenis utama:

  • Memori Ikonik: Menyimpan informasi visual (penglihatan). Durasinya sekitar 0,5 detik.
  • Memori Ekoik: Menyimpan informasi auditori (pendengaran). Durasinya bisa mencapai 3-4 detik.

2. Memori Jangka Pendek (Short-Term Memory/STM)

Jika informasi dari memori sensorik mendapatkan perhatian, informasi tersebut akan ditransfer ke memori jangka pendek. Memori ini memiliki kapasitas yang terbatas (sekitar 7 ± 2 item informasi) dan durasi yang juga terbatas (sekitar 15-30 detik) tanpa pengulangan (rehearsal). STM sering dikaitkan erat atau bahkan dianggap sebagai bagian dari memori kerja (working memory).

3. Memori Kerja (Working Memory)

Memori kerja adalah sistem yang lebih kompleks daripada sekadar penyimpanan pasif memori jangka pendek. Ini adalah ruang mental tempat kita secara aktif memanipulasi dan memproses informasi untuk tugas-tugas kognitif seperti belajar, penalaran, dan pemecahan masalah. Model memori kerja yang terkenal dari Baddeley dan Hitch mencakup beberapa komponen:

  • Central Executive: Mengontrol perhatian dan mengoordinasikan sistem lainnya.
  • Phonological Loop: Memproses informasi berbasis suara (auditori dan verbal).
  • Visuospatial Sketchpad: Memproses informasi visual dan spasial.
  • Episodic Buffer (ditambahkan kemudian): Mengintegrasikan informasi dari berbagai sumber (termasuk memori jangka panjang) menjadi episode koheren.

4. Memori Jangka Panjang (Long-Term Memory/LTM)

Informasi yang dianggap penting atau diulang-ulang akan ditransfer dari memori jangka pendek/kerja ke memori jangka panjang. Kapasitas memori jangka panjang dianggap hampir tidak terbatas, dan informasi dapat disimpan selama berhari-hari, bertahun-tahun, atau bahkan seumur hidup.


Berdasarkan Jenis Informasi (Sub-kategori Memori Jangka Panjang)

Memori jangka panjang secara luas dibagi menjadi dua kategori utama:

A. Memori Eksplisit (Declarative Memory)

Ini adalah jenis memori yang dapat secara sadar diingat dan dijelaskan dengan kata-kata. Ini melibatkan "mengetahui apa."

  • Memori Episodik (Episodic Memory): Menyimpan pengalaman pribadi atau peristiwa tertentu dalam hidup kita, lengkap dengan konteks waktu dan tempat. Contoh: mengingat liburan pertama Anda, pesta ulang tahun ke-17.
  • Memori Semantik (Semantic Memory): Menyimpan pengetahuan umum tentang dunia, fakta, konsep, dan makna kata. Contoh: mengetahui bahwa Jakarta adalah ibu kota Indonesia, memahami arti kata "demokrasi."

B. Memori Implisit (Non-Declarative Memory)

Ini adalah jenis memori yang diekspresikan melalui kinerja atau perilaku tanpa kesadaran sadar akan ingatan itu sendiri. Ini melibatkan "mengetahui bagaimana."

  • Memori Prosedural (Procedural Memory): Menyimpan informasi tentang bagaimana melakukan berbagai keterampilan motorik dan kognitif. Contoh: cara mengendarai sepeda, mengetik, atau memainkan alat musik. Keterampilan ini biasanya dipelajari melalui pengulangan dan latihan.
  • Priming: Paparan terhadap suatu stimulus mempengaruhi respons terhadap stimulus berikutnya, bahkan jika kita tidak menyadari stimulus awal. Contoh: jika Anda baru saja melihat kata "dokter," Anda akan lebih cepat mengenali kata "perawat" sesudahnya.
  • Pengkondisian Klasik (Classical Conditioning): Pembelajaran asosiasi antara dua stimulus. Contoh: seekor anjing yang mengeluarkan air liur saat mendengar bel karena bel tersebut selalu dibunyikan sebelum diberi makan.

Comments

Popular posts from this blog

Tabel Konversi skor/nilai TOEFL IELTS TOEP AcEPT

Apa itu populasi, sampel, dan sampling?