Wirausaha Tidak Sekadar Mencari Kekayaan
 UGM berbicara
Menjadi wirausaha bukan sekadar mencari harta kekayaan, tetapi  mencari ‘kesejahteraan’ yang sesungguhnya. Hal itu ditunjukkan dengan  berperilaku jujur, bekerja keras, menjunjung nilai moral, dan mampu  menjaga kepercayaan. “Tidak sedikit yang ingin jadi wirausaha dengan  berpikir spekulatif, mencari jalan pintas tanpa kerja keras, sehingga  banyak wirausaha yang serakah akan uang,” kata praktisi dan staf  pengajar MM UGM, Boyke R. Purnomo, dalam pelatihan kewirausahaan di  hadapan puluhan kelompok petani Desa Kemadang, Gunung Kidul.
Boyke menerangkan tiga ciri wirausaha yang dikenal dengan istilah 3M,  yakni motivasi, melakukan, dan mindset. Selain memiliki motivasi yang  kuat, menjadi wirausaha harus diikuti semangat, komitmen, disiplin serta  pantang menyerah. “Bila punya motivasi yang kuat, paling tidak 30  persen usahanya sudah mendekati berhasil,” katanya.
Namun, menjadi seorang wirausaha tidak dapat dicapai dengan banyak  berteori tanpa mencoba melakukannya. Boyke mengibaratkan menjadi  wirausaha tak ubahnya belajar bersepeda. “Kita tidak akan bisa  mengendarai sepeda dengan baik tanpa belajar mengayuh sepeda lebih  dahulu. Kadang harus jatuh dan luka dibuatnya,” katanya.
Selanjutnya, ciri karakter wirausaha adalah memiliki keinginan untuk  tumbuh dan berubah. “Bila seseorang mencari posisi yang stagnan, tidak  ada perubahan selama hidupnya, dan tidak memiliki rencana hidup yang  jelas, maka dia bukan ciri seorang wirausaha,” katanya.
Wirausaha selalu bersahabat dengan ketidakpastian. Menurut Boyke,  ketidakpastian bukanlah untuk ditakuti karena di dalamnya terdapat  sebuah peluang. “Seorang pemenang itu adalah orang yang mampu  memanfaatkan peluang. Ketidakpastian merupakan ladang untuk mencari  ragam peluang,” ujarnya.
Ciri wirausaha lainnya adalah selalu berupaya untuk mencari cara baru  guna membuka peluang. Namun, apabila dihadapkan pada banyak pilihan,  yang perlu diambil adalah yang dianggap paling baik. “Peluang yang  paling baik akan membuat lebih fokus,” katanya.
Wirausaha selalu berpikir positif. Berpikir positif mendorong  seseorang lebih bersemangat dalam bekerja. Namun, yang tidak kalah  penting adalah berkarakter produktif, bukan konsumtif. “Mudah diucapkan,  namun sulit dilakukan sebab harta kekayaan yang dimiliki menjadikan  seseorang tidak mampu mengelola kebutuhan dan keinginannya,” tambahnya.
Boyke menuturkan wirausaha bukan tipe wait and see, tapi see and do.  Oleh karenanya, kesempatan yang tidak selalu datang dua kali harus  disiapkan dengan sebaik mungkin untuk meraihnya. “Sebab, beruntung itu  adalah bertemunya kesempatan dan persiapan,” pungkasnya.
Sumber: Gusti/UGM
 
Comments
Post a Comment