Mengapa teori harus berasumsi

 Teori dan Asumsinya Pada dasarnya, asumsi teori adalah serangkaian kondisi, prinsip, atau keyakinan yang diterima sebagai kebenaran tanpa perlu dibuktikan dalam konteks teori tersebut. Asumsi berfungsi sebagai fondasi atau titik awal yang memungkinkan seorang ilmuwan atau pemikir untuk membangun argumen, model, atau penjelasan yang lebih kompleks. Tidak ada teori yang bisa mencakup seluruh kompleksitas dunia nyata, oleh karena itu asumsi diperlukan untuk menyederhanakannya. Mengapa Teori Membutuhkan Asumsi? Asumsi memiliki beberapa fungsi krusial dalam pembentukan dan penerapan teori: Menyederhanakan Realitas: Dunia nyata sangat kompleks. Asumsi membantu menyederhanakan kondisi yang ada sehingga fenomena dapat dipelajari secara lebih terfokus. Contohnya, dalam fisika, kita sering mengasumsikan "permukaan licin sempurna" untuk mengabaikan faktor gesekan yang rumit. Menentukan Batasan (Skop) Teori: Asumsi secara efektif menetapkan dalam kondisi apa sebuah teori berlaku. J...

BERCERMIN AGAR SEHAT


Yuk BERCERMIN

Saudaraku...bersahabatlah dengan cermin.
Sebab cermin hanya diam dan tidak menyakiti hatimu untuk menunjukkan buruknya penampilanmu. Cermin tidak akan tertawa saat kamu menangis, pun tidak akan sakit hati saat kamu seorang yang mendapat anugrah.

Pakailah baju terindah, sepatu termahal, jam tercanggih, letakkan HP terbaikmu di kantong baju di depan cermin. Cermin tetap diam tidak protes kendatipun dirinya berdebu, kusam, dan tergores. Cermin juga akan menunjukan manisnya dirimu saat kamu senyum kepadanya di saat-saat berat hidupmu. Cermin setia menemanimu saat manusia lain tidak ada. Cermin pun tidak akan lelah menunggumu setiap hari, di ruang yang kamu gunakan untuk melepas lelah.

Saat kamu diam, cermin tidak akan berjalan menemui cermin-cermin lainnya untuk menusukmu dari belakang karena dengki, memakan mentah-mentah dagingmu padahal kamu belum mati.

Jika kamu belum diberi cermin olehNya, mungkin saatnya bagimu untuk menjadi cermin bagi orang lain. Maafkanlah manusia, berikanlah lagi kesempatan, sayangilah mereka, cintailah kebaikannya, terimalah kekurangannya. Gembiralah saat mereka mendapat anugrah. Jangan! Sekali lagi jangan! Kau mewarisi sifat iri Iblis yang tidak suka Adam, apalagi merasa lebih dari orang lain yang juga mewarisi sifat Iblis berupa sombong.
Jika kamu sudah dipercaya Allah untuk mengikat "cermin". Jangan sia-siakan

Comments

Popular posts from this blog

Tabel Konversi skor/nilai TOEFL IELTS TOEP AcEPT

Apa itu populasi, sampel, dan sampling?