Mengapa teori harus berasumsi

 Teori dan Asumsinya Pada dasarnya, asumsi teori adalah serangkaian kondisi, prinsip, atau keyakinan yang diterima sebagai kebenaran tanpa perlu dibuktikan dalam konteks teori tersebut. Asumsi berfungsi sebagai fondasi atau titik awal yang memungkinkan seorang ilmuwan atau pemikir untuk membangun argumen, model, atau penjelasan yang lebih kompleks. Tidak ada teori yang bisa mencakup seluruh kompleksitas dunia nyata, oleh karena itu asumsi diperlukan untuk menyederhanakannya. Mengapa Teori Membutuhkan Asumsi? Asumsi memiliki beberapa fungsi krusial dalam pembentukan dan penerapan teori: Menyederhanakan Realitas: Dunia nyata sangat kompleks. Asumsi membantu menyederhanakan kondisi yang ada sehingga fenomena dapat dipelajari secara lebih terfokus. Contohnya, dalam fisika, kita sering mengasumsikan "permukaan licin sempurna" untuk mengabaikan faktor gesekan yang rumit. Menentukan Batasan (Skop) Teori: Asumsi secara efektif menetapkan dalam kondisi apa sebuah teori berlaku. J...

Makna dari Peristiwa dekat dengan Kematian

Demam Berdarah dan KEMATIAN

Banyak hikmah (khususnya buat saya dan istri) yg diperoleh, pertama, pentingnya meminta keridhaan orang lain atas kesalahan kita padanya.
Kedua, pentingnya menjalani hidup dgn sedikit protes.
Ketiga, maut itu mengintai kapanpun, jangan merasa aman (gak pake urutan lahir, bahkan belum lahir pun bisa..anak pertama kami membuktikan ini).
 
Keempat, husnul/su'ul khatimah itu ada, saya lihat 4 atau 5 orang meninggal di UGD saat Meylan di UGD, SEKARATNYA SAYA LIHAT. Kelima, istri yang sabar dan suami yang cekatan itu penting, saat keadaan genting perpaduan keduanya akan menghasilkan kemantapan tindakan. Setiap mulai ragu dengan kesembuhan Meylan, istriku ta marahin. Nah beliau sabar dan tetap patuh ke saya, saya harus buktikan omongan tu dengan cekatan urus keperluan Meylan (sampel darah berulang2,) kebut2an bikin kartu BPJS, cekcok sm satpam, sama ortu lain yg anaknya sakit juga, dll lah.
 
Keenam, husnuzhon dengan takdir Allah itu wajib. Lha si Ibu Dokter mah aneh, susah2 atmosfer positif kami bangun, malah bilang dengan NADA PANIK ....ICU di sini penuh, bayinya harus segera dibawa ke ICU, so, pilih kami buatkan rujukan ke ICU RS lain atau nunggu dari ICU sini ada yang keluar. Kalo pilih opsi kedua, harus mau tanda tangan (mak jleb..knp ttd). Gak cuma satu dokter, dokter lain juga menanggapai kondisi Meylan dengan enteng, "Anda kurang beruntung" sambil nyengir kuda ... setelah itu menjelaskan bahwa yang keluar dari ICU itu, kalo gak mati ya sembuh. JLEB >>
 
Ketujuh, pamungkas. Kami mendapati pertolongan itu ada setelah berserah diri total (sudah di ICU trombosit malah nyisa 11,3 % aja) "Dek..semua ini, bahkan kita ini juga milik Allah, yaah...kalo yang Punya Mau Ngambil mau gimana lagi, KITA GAK BISA APA2" kubilang waktu itu. Gak nyangka kalo istri juga sepemahaman walaupun responnya diawali dengan perkataan yang mengingat anak pertama. Mungkin karena waktu itu (anak pertama) juga kami gak tahu apa2 dan gak bisa apa2.

Kedelapan, saya bersyukur bahwa adanya kemudahan pengurusan administrasi BPJS, bantuan lobby ortu, telah membantu saya dalam menyelamatkan nyawa anak saya. Karena jika tidak segera masuk ICU, mungkin 3 atau 4 mayat (salahsatunya masih bayi) dibawa melewati tempat saya duduk, bukan orang lain, melainkan anak saya. Sebab saya yakin, mereka semua meninggal karena ICU penuh..
 
 

Comments

Popular posts from this blog

Tabel Konversi skor/nilai TOEFL IELTS TOEP AcEPT

Apa itu populasi, sampel, dan sampling?