Perbedaan S1, S2, S3, dan Professor di mata dosen
Manusia Pintar yang Bodoh
S1 itu karakter... tempat menimba ilmu akan menentukan karakter dari peserta didiknya. Benar-benar, kuliah S1 adalah yang paling mungkin untuk membentuk karakter seseorang. Ada banyak hal yang ekstrim baru dan dilaksanakan pada waktu yang cukup untuk menanamkan nilai-nilai utama kampus. Kalo kamu mau yang "pure" ..lihat S1-nya...karena di S1 ...gado-gado dosennya masih lengkap, semua dosen pembesar bisa kita temua dan serap ilmunya di saat S1. Jelas hal ini menjadi kelebihan saat S1 dibanding S2 yang menjurus dan S3 yang mendalam.
S2 itu determinasi ..penjurusan...penentuan...pemilihan...tekad....saat di mana kebanyakan -tidak semua- pribadi sudah bekerja dan tahu apa yang harusnya diambil untuk kelangsungan karir dan hidupnya. S2 yang ga sempat kerja, cuma S1 yang ngelanjut berdasarkan pengelaman orang lain. Gak dong jenenge... kurang mantep kasarane. Tapi ya tetap lebih baik dari S1 yang gak S2 S2 acan. Terkadang..S1 dengan segudang pengalaman lebih digdaya dibanding S2 yang gak jeda kuliah setelah S1...kalo di tempat kerja.
S3 itu mumtazisasi...pendalaman yang karenanya menyempit...dan penyempurnaan karena fokus...artinya, S3 adalah puncak kemungkinan belajar sebuah bidang ilmu. Gak ada lagi yang lebih tinggi SECARA FORMAL. S3 ini ibarat sisi tajam sebuah pedang. Walaupun luas penampangnya paling kecil, sisi tajam inilah yang paling penting dari semua bagian pedang dilihat dari tujuan pembuatan pedang. Tanpa S3 yang linier...ketajaman sebuah pedang akan diragukan karena jelas berbeda hasil belajar otodidak tanpa pembanding dengan hasil belajar dengan mekanisme yang diakui.
Profesor, nha yang ini, gelar yang di kampus manapun tidak ada jurusan yang menawarkan gelar ini jika lulus di prodinya. Profesor atau guru besar...adalah bentuk pengakuan dari sesama orang yang pinternya diakui, tentang kepakaran seseorang di bidang ilmu tertentu. Memang sih ada mekanismenya, dan selalu ada celah untuk menyatakan sesuatu lebih dari kenyataannya, tapi percaya deh...Dikti makin lama-makin tahu, makin selektif, dan makin tegas dengan mekanismenya sendiri.
Sering banget, di dunia nyata...orang-orang menganggap seorang profesor adalah manusia paling pintar di ruang pertemuan, untuk semua bidang ilmu dan pengalaman. Profesor bidang aqidah..ditanya masalah transportasi, profesor kimia ditanya masalah kejiwaan, ...dan ndilalahnya...orang lebih percaya apa kata profesor walaupun dia tahu 100% jawaban profesor itu salah atau tidak bisa diterapkan.
Yah... semakin tinggi ilmu seseorang, dia akan semakin bodoh. Kecuali jika yang bersangkutan sudah mencapai puncak dari ilmu ..yaitu wise/bijak.
S1 itu karakter... tempat menimba ilmu akan menentukan karakter dari peserta didiknya. Benar-benar, kuliah S1 adalah yang paling mungkin untuk membentuk karakter seseorang. Ada banyak hal yang ekstrim baru dan dilaksanakan pada waktu yang cukup untuk menanamkan nilai-nilai utama kampus. Kalo kamu mau yang "pure" ..lihat S1-nya...karena di S1 ...gado-gado dosennya masih lengkap, semua dosen pembesar bisa kita temua dan serap ilmunya di saat S1. Jelas hal ini menjadi kelebihan saat S1 dibanding S2 yang menjurus dan S3 yang mendalam.
S2 itu determinasi ..penjurusan...penentuan...pemilihan...tekad....saat di mana kebanyakan -tidak semua- pribadi sudah bekerja dan tahu apa yang harusnya diambil untuk kelangsungan karir dan hidupnya. S2 yang ga sempat kerja, cuma S1 yang ngelanjut berdasarkan pengelaman orang lain. Gak dong jenenge... kurang mantep kasarane. Tapi ya tetap lebih baik dari S1 yang gak S2 S2 acan. Terkadang..S1 dengan segudang pengalaman lebih digdaya dibanding S2 yang gak jeda kuliah setelah S1...kalo di tempat kerja.
S3 itu mumtazisasi...pendalaman yang karenanya menyempit...dan penyempurnaan karena fokus...artinya, S3 adalah puncak kemungkinan belajar sebuah bidang ilmu. Gak ada lagi yang lebih tinggi SECARA FORMAL. S3 ini ibarat sisi tajam sebuah pedang. Walaupun luas penampangnya paling kecil, sisi tajam inilah yang paling penting dari semua bagian pedang dilihat dari tujuan pembuatan pedang. Tanpa S3 yang linier...ketajaman sebuah pedang akan diragukan karena jelas berbeda hasil belajar otodidak tanpa pembanding dengan hasil belajar dengan mekanisme yang diakui.
Profesor, nha yang ini, gelar yang di kampus manapun tidak ada jurusan yang menawarkan gelar ini jika lulus di prodinya. Profesor atau guru besar...adalah bentuk pengakuan dari sesama orang yang pinternya diakui, tentang kepakaran seseorang di bidang ilmu tertentu. Memang sih ada mekanismenya, dan selalu ada celah untuk menyatakan sesuatu lebih dari kenyataannya, tapi percaya deh...Dikti makin lama-makin tahu, makin selektif, dan makin tegas dengan mekanismenya sendiri.
Sering banget, di dunia nyata...orang-orang menganggap seorang profesor adalah manusia paling pintar di ruang pertemuan, untuk semua bidang ilmu dan pengalaman. Profesor bidang aqidah..ditanya masalah transportasi, profesor kimia ditanya masalah kejiwaan, ...dan ndilalahnya...orang lebih percaya apa kata profesor walaupun dia tahu 100% jawaban profesor itu salah atau tidak bisa diterapkan.
Yah... semakin tinggi ilmu seseorang, dia akan semakin bodoh. Kecuali jika yang bersangkutan sudah mencapai puncak dari ilmu ..yaitu wise/bijak.
Comments
Post a Comment