BERTENGKAR YANG ISLAMI
TIPS BERTENGKAR YANG ISLAMI
Bertengkar adalah phenomena yang sulit di hindari dalam kehidupan berumah tangga, kalau ada seseorang berkata :"Saya tidak pernah bertengkar dengan istri saya!" Kemungkinan nya dua, boleh jadi dia belum beristri, atau ia tengah berdusta.
Yang jelas kita perlu menikmati saat saat bertengkar itu, sebagaimana lebih menikmati lagi saat saat tidak bertengkar. Bertengkar itu sebenarnya sebuah keadaan diskusi, hanya saja di hantarkan dalam muatan emosi tingkat tinggi.
Kalau tahu etikanya, dalam bertengkarpun kita bisa mereguk hikmah, betapa tidak, justru dalam bertengkar, setiap kata yang terucap, mengandung muatan perasaan yang sangat dalam, yang mencuap dengan desakan energi yang tinggi, pesan pesan nya terasa kental, lebih mudah dicerna ketimbang basa basi tanpa emosi.
Bacalah dengan sabar,lalu renungi dengan baik, setelah itu .. terapkan dalam keseharian kita ........... setuju friends?????
....... Suatu ketika seseorang berbincang dengan orang yang akan menjadi teman hidupnya, dan salah satunya bertanya; apakah ia bersedia berbagi masa depan dengannya, dan jawabannya tepat seperti yang diharap.
Mereka mulai membicarakan : seperti apa suasana rumah tangga ke depan, Salah satu di antaranya tentang apa yang harus dilakukan kala mereka bertengkar. Dari beberapa perbincangan hingga waktu yang mematangkannya, tibalah mereka pada sebuah Memorandum Of Understanding, bahwa kalaupun harus bertengkar, maka : ...
1. Kalau bertengkar tidak boleh berjama'ah ...
Cukup seorang saja yang marah marah, yang terlambat mengirim sinyal nada tinggi harus menunggu sampai yang satu reda. Untuk urusan marah pantang berjama'ah, seorang pun sudah cukup membuat rumah jadi meriah.
Ketika ia marah dan anda mau menyela, segera berkata "STOP" ini giliran saya! Dan sebelum anda memulai pembicaraan, berdiamlah dahulu sambil istighfar, kemudian berkata dalam hati :"kamu makin cantik kalau marah, makin energik ..."
Dan dengan diam itupun anda telah beramal soleh, Barulah anda berkata :"duh kekasih hati ... bicaralah terus, kalau dengan itu hatimu menjadi lega, maka aku akan sabar menunggu mu sampai reda ......"
Demikian juga kalau pas kena giliran anda "yang olah raga otot muka", maka cepat segera berhenti dan berpikirlah bahwa distorsi hati, nanah dari jiwa yang tersinggung adalah sampah, ia harus segera di buang agar tak menebar kuman.
Penulis berani bertaruh, bahwa anda tidak berani marah pada siapa siapa kecuali pada istri anda sendiri.
Maka kini giliran dia yang harus bersedia jadi keranjang sampah. Pokoknya khusus untuk marah, memang tidak harus berjama'ah, sebab ada sesuatu yang lebih baik untuk dilakukan secara berjama'ah selain marah
2. Marahlah untuk persoalan itu saja, jangan ungkit masa lalu ..
Siapapun kalau di ungkit kesalahan pada masa lalu nya, pasti terpojok, sebab masa silam adalah bagian sejarah dirinya yang tidak bisa ia rubah.
Siapapun tidak akan suka dinilai dengan masa lalunya. Sebab harapan terbentang mulai hari ini hingga kedepan. Dalam bertengkarpun kita perlu menjaga harapan dan bukan menghancurkannya.
Sebab pertengkaran di antara orang yang masih mempunyai harapan, hanyalah sebuah foreplay. Sedang pertengkaran dua hati yang patah asa, dapat menghancurkan peradaban cinta yang telah sedemikian mahal di bangun nya.
Misalnya anda terlambat pulang dan ia marah, maka kemarahan atas keterlambatan itu sekeras apapun kecamannya, adalah "ungkapan rasa yang sangat rindu."
kemudian apabila anda telah melakukan kesalahan yang sama berulang ulang, kemudian ia mengkaitkan dengan seluruh keterlambatan anda, minggu lalu, awal bulan kemarin,dan dua bulan lalu, sehingga membuat anda terpojok, sepedas apapun perkataannya, jangan lah anda marah, sebab kemarahan Ia adalah "ungkapan ingin disayangi lebih tinggi."
Apalagi bila ia melontarkan tuduhan, "sayang, apa kamu sudah benci sama aku?" , maka itu berarti anda telah melukai perasaannya dan membunuhnya, yaitu membunuh cintanya. Padahal kalau cintanya mati, anda juga yang susah.
Sebenarnya mudah triknya agar signal emosi nya tidak semakin tinggi, yaitu dengan cara bicaralah dengan penuh kelembutan, perkataan yang indah, dan intonasi suara yang bersahabat. Penulis berani jamin, anda pasti akan di peluknya. Sang istri akan meminta maaf dengan tulus iklas. Anda akan semakin disayang olehnya.
Penulis menyarankan, apabila marah boleh, asalkan untuk kesalahan semasa, anda tidak hidup di minggu yang lalu toh? dan Ia pun milik hari ini ......
3. Kalau marah jangan bawa bawa keluarga ...
Anda dengan istri anda terikat pernikahan baru beberapa masa, tapi anda dengan Ibu dan Bapak anda hampir berkali lipat lebih panjang dari itu, demikian juga Ia, dan kakak serta pamannya.
Dalam konsep Qur'an, seseorang itu tidak menanggung kesalahan pihak lain (QS.53:38-40)
Anda pasti tidak akan terpantik marah, bila cuma anda seorang yang dimarahi, tapi kalau ibu anda di ajak serta, hmmm .... dunia bisa runtuh. Begitupun Dia.
Teman seribu masih kurang, musuh satu terlalu banyak, jadi tidak usah di tambah dengan memusuhi mertua.
4. Kalau marah jangan di depan anak-anak ...
Anak adalah buah cinta kasih, bukan buah kemarahan dan kebencian. Dia tidak lahir lewat pertengkaran, oleh karena itu, mengapa mereka harus menonton komedi liar rumah anda. Anak yang melihat orang tua nya bertengkar, bingung harus memihak siapa. Membela ayah, bagaimana ibu nya. Membela ibu, tapi itu juga bapaknya.
Anda harus berani berkata :"Hentikan Pertengkaran!" ketika anak datang. Coba lihatlah di pancaran sorot mata mereka, dalam binarannya ada rindu dan kebersamaan. Pada tawanya ada jejak kerjasama kalian berdua yang romantis, Haruskah ia mendengar kata bahasa hati kalian berdua?
5. Kalau marah jangan lebih dari satu waktu sholat ...
Pada setiap tahiyyat kita berkata:"assalaa-mu 'alaynaa wa 'alaa'ibaadilahissholiihiin" Ya Allah damai atas kami, demikian juga atas hamba hambamu yang soleh ....
Nah andai setelah salam anda cemberut lagi, setelah salam anda tatap istri anda dengan amarah, maka anda telah mendustaiNya, padahal nyawa anda di tanganNya.
Ok ..., marahlah sepuasnya kala senja, tapi habis magrib harus berbaikan kembali. Atau marahlah habis subuh, tapi jangan sampai lewat waktu dzuhur. Atau maghrib sebatas isya ... Atau habis isya sebatas .... ???
Nnngg .. Ah kayaknya kita sepakat sahabat kalau habis isya sebaiknya memang tidak bertengkar ...
6. Kalau kita saling mencinta, kita harus saling memaafkan ...
Selama ada cinta, bertengkar hanyalah "proses belajar untuk mencintai lebih intens."
Wallahu a'lam bishshawab, ..
Semoga bermanfaat dan Penuh Kebarokahan dari Allah …
…. Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa’atuubu Ilaik ….
Comments
Post a Comment