MENDADAK MULTIMEDIA ...

"Mendadak multimedia" atawa fotografer

Banyak orang dengan gaya baru, tentengan baru, celana baru, carpa baru, PP baru, status FB baru...yang "mendadak multimedia".

Di era first wave yang FEODALIST merasa dan faktanya berjaya (Raja2 dan Tuan Tanah)... orang akan membanggakan tanah, ownership yg dihargai ...ngelamar anak orang bilang punya sawah sejagad,
Di era second wave yang KAPITALIST merasa dan faktanya berjaya (pengusaha(pemilik pabrik)) .... orang akan membanggakan kepenguasaannya terhadap faktor-faktor produksi, penguasembeli-nya (manufaktur), dll
Di era third wave yang PEnguasa Informasi merasa berjaya (operator,hacker, cracker, teknisi komputer, dss). KeBISAan berinteraksi dengan APAPUN yang ngait ke kata tukang itung (computer) ..adalah harga mati atas status dari teknik penstrataan sosial baru dari sebuah masyarakat. Kalo ga kompi GAPTEK luu... Dan yang kompi banget=gue banget=MANTAF banget.

Jangan lupa teman..sekarang negara maju yang berisi orang-orang yang lebih maju dari negara pesaingnya, adalah mereka yang menyadari creativity sebagai raw material sebuah produk bernama "teknik baru menguasai pihak lain".

Kalo raja-rajaan, dan juragan sawah2an sudah gak diakui lagi keperkasaannya karena harga bawang putih aja bukan meraka yang nentuin, tapi mafia.
Kalo para pemilik perusahaan yang KECRET karena tidak mau inovasi, ketar ketir dengan posisi lap.keuangannya.
Dan para hacker sudah nyerah dengan model sandera keluarga (makanya) ..gak ada hacker BENERAN yang nunjukin identitas nya..atau mereka berani mencari popularitas (diakui kehackerannya) karena mereka tahu,,, sebagai kucing..masih banyak kucing kucing lain yang mau nangkep sesama kucing..atau minimal mengetahui siapa si kucing bandel tapi pinter itu. NHA lo..pasti ketangkep tu hacker..;kalo keluarganya ditodong belati kopassus.

Apalagi...kita..yang doyan nenteng kamera, semua ta jepret, mau cewek, kucing, semut, daun, orang tawur, demonstrasi, kebakaran, ddl.. wah wah. Lha sya ini,,, wartawan bukan, penulis buku belum (walaupun sudah bikin 2), fotografer bukan, animator juga bukan. Ngapain juga mendalami sesuatu yang saat ini sudah ada ijazahnya, dimana tanpa ijazah keahlian kita sulit diterima publik.
Buat apa saya bisa jepret bagus kalo hasil jepretan gak bisa diduitisasi. Kalo hasil jepretan saya masih ada yang bisa nyamain.. dan dia lebih bisa menjual "kebisaannya"...

TELAAT

Comments

Popular Posts