Kartini, Ibu, Hari Ibu, Wanita, dan Buah dada bag.4

ARTIKEL tentang kaitan BUAH DADA, kartini, wanita


Kalo Anda sdh menyimpulkan (ini hak Anda) bahwa Kartini adalah wanita Pahlawan, wanita yg mengangkat harkat dan derajat wanita Indonesia, dan tahu persis (atau merasa tahu) tentang sejarah perjuangan beliau, belum juga baca

R.A. Kartini Merendahkan Wanita?

Pertanyaan di atas akan salah tafsir (baca: baca) jika Anda termasuk orang ceroboh, tidak teliti, yang bisa jadi berasal dari kalangan feminis, anti lelaki, bahkan yang lelaki otoriter pun mungkin2 saja terkecoh. Maksud saya gini, fikiran itu seperti payung (kadang saya analogikan dengan parasut untuk maksud tertentu) yang akan bekerja paling baik ketika dibuka sempurna. Dengan sempurnanya payung terkembang, maka hujan salah kesimpulan akan bisa ditangkal.
RA Kartini
Kalo Anda sdh menyimpulkan (ini hak Anda) bahwa Kartini adalah wanita Pahlawan, wanita yg mengangkat harkat dan derajat wanita Indonesia, dan tahu persis (atau merasa tahu) tentang sejarah perjuangan beliau, belum juga baca seluruh judul eeeehhhh situ udah marah2.. judul di atas jadi R.A. Kartini Merendahkan Wanita…..(tuhkan tetep gak ngaku)…hayo dimana bedanya? Bedanya memang cuma diinisiatif menekan shift plus tanda / yang di kompi akan tampak menjadi ? (tanda tanya)

Dewi Persik dan Jupe sv (bkn vs) buah dada: ciri khas wanita, anatomi kewanitaan, atau mereka sebagai seorang pribadi merdeka.

Dewi Persik, buah dada, dan Kartini?
Masih belum ngerti juga…nah yg lain udah ngerti kok…gini gini gini….maksud saya perbedaan ada tidaknya tanda baca tanya (?) akan menyebabkan makna kalimat berubah minimalnya 60 derajat. Judul di atas nunjukan bahwa saya bertanya kepada Anda…gituuu…(apa bener) R.A. Kartini Merendahkan Wanita?
Jupe, buah dada, dan Kartini?
Setelah Anda faham, maksud judul artikel ini…maka sdh saatnya saya lanjutkan penulisannya. Kalo Ibu Kartini masih hidup, kira2 apa yang akan beliau lakukan yaaa…jike melihat para “kartini” masa kini  ber”emansipasi” cari duit. Sudahkan Anda baca artikel saya tentang “Siswi SMA bugil…bagus khaan..Jangan dilarang?”. Yaa…mmg bukan itu jawaban Ibu Kartini, tapi setidaknya bisa jadi acuan…bahwa kita harus melihat keselarasan ego manusia “terpelajar” seperti kita ini dengan manfaat/mafsadat bagi pihak lain. Jangan samakan kemampuan manusia, orang mampu aja kadang gak mampu, apa lagi orang lemah.
Memang hak semua orang cari uang dgn cara halal, apapun persepsinya ttg halal dan uang. Hanya saja kita hrs /setidaknya pertimbangkan ungkapan Barrack Obama ketika diwawancara Oprah bahwa ia (obama) diajari Ibunya tentang perasaan “kamu mau gak kalo orang lain perlakukan kamu sebagaimana kamu memperlakukan mereka”.
Kasusnya gini, jika salah satu artis di atas disalahkan atas perkosaan seorang tukang becak kpd Ibu/Kakak/Adik perempuan kandung Anda, stlh tukang becak dapat kondom dari CD kamasutra/habis nonton goyang gergaji DP, apakah mereka bisa menjawab “itu salah tukang becak, knp sampe terangsang dan gak bisa kendaliin napsunya”. Ya tentu bisa aja jawab gitu, masalahnya Anda terima apa nggak?

“Kebutuhan” memperkosa: suatu bentukan

OK, secara hukum yg salah mmg tukang becaknya..dan -misalnya- Anda adalah “feminis”(baca artikel saya tentang hasil feminisme, hak pamer buah dada di Swedia) atau Anda tidak mau menyalahkan artis kesayangan Anda karena hukum membuktikan siapa yg salah, maka apakah menurut Anda DP ato Jupe bisa terima jika hanya tukang becak yg dihukum ketika anak/sodara/Ibu/tante mereka yg jadi korban setelah nonton aksi artis wanita lain.
Kalo lah..gampang mengendalikan napsu, tentu gak perlu ada hukum Islam yg berat kayak rajam, gak perlu ada istilah jilbab/hijab, gak perlu ada perintah tundukan pandangan bagi co dan ce. Ingat perintah itu buat co dan ce. Wanita cantik dan sexy, bukan cuma disenangi pria, wanita juga suka. Yang pertama 7annya untuk menikmati…yg kedua untuk menirui.
Banyak ulama menulis ttg “ayolah putriku…pake jilbabmu; ayo muslimah tutup auratmu; jaga istrimu dari para “pengamat”; dan lain lain” yang menurut saya kalah kuat dibanding kebodohan wanita itu sendiri, kesyahwatan pria, dan kepermisifisan kita. SaMPE TUMPUL PENA, capek lidah, mulut berbusa (kalleee)…para ulama yg notabene /umumnya co itu berusaha memperbaiki moral negara yg bertumpu dan bergantung kepada wanita, tp gagal.
Kalolah kita gak bisa kendalikan diri dgn alasan dr dalam diri dw, coba lihat dampaknya bagi orang lain, ato pada anak cucu kita nanti, mgkn hal itu akan membuat kita berhasil mengekang tabiat nafsu yg tdk terkendali.
SAYA BUKAN ORANG SUCI…TAPI SAYA MENJUNJUNG KESUCIAN ITU SENDIRI…
Seharusnya wanita yg memperbaiki wanita yg lain, bukan pria, kenapa? karena suami skrg kalah kaya dgn istrinya, kalah pinter dgn istrinya, terlalu demokratis, dan juga dianggap munafik kalo melarang-larang apa yang biasa diinginkan seorang pria. Bahkan Ulama Sahih pun gak bisa memperbaiki moral wanita yg semakin banyak jumlahnya ini.
Mulai sekarang coba tegaslah terhadap adik perempuan Anda dlm mnjaga, santunlah kpd Ibu dan Kakak perempuan anda ketika melarang mereka berbuat salah. Sebab…JANGAN LUPA…Allah Menjaga kita dengan Nyawa bayar nyawa, biar kapok orang yg suka membunuh, rajam..supaya takut dan batalkan niatnya suami/istri yg mau selingkuh, potong tangan (ada kadarnya lho) bagi pencuri supaya koruptor tidak meraja lela.
(sayang sekali ternyata …Ibu Kartini juga perlu diperingatkan untuk melaksanakan perintah pake Jilbab..weleh-weleh)
Bobroknya wanita zaman ini, Bukan salah Kartini, tp salah kita  baik co maupn ce.
Wallahu a’lam

Comments

Popular Posts